Dioda Zener adalah dioda yang terpasang dengan konfigurasi muka terbalik (reverse bias) yang digunakan untuk stabilisasi tegangan.
- Sifat Dioda adalah saat diberi tegangan terbalik kurang dari nilai tegangan tembusnya (tegangan zener nya) maka arus tidak dapat lewat (I = nol).
- Ketika diberi tegangan mencapai nilai tembusnya (tegangan zener nya), maka arus mengalir dengan besar (harus dibatasi oleh R seri).
- Jika tanpa R seri maka dioda dapat rusak, apalagi kuat arus nya melebihi batasnya (rata-rata hanya 20 mA - 40 mA).
- Karenanya saat merancang nilai R seri nya harus diperhitungkan agar arus tembusnya tidak lebih dari 40 mA (rata- ata dioda zener masih bertahan dengan arus tembus 40mA).
- Dengan mempertahankan pada arus tembus sekitar 20 mA, maka dioda zener dapat menstabilkan tegangan pada tegangan zener nya.
- TETAPI kemampuan zener bukan "sempurna" jika R bebannya terlalu kecil maka dia nggak akan mampu mempertahankan kestabilannya. Kalau mau menstabilkan tegangan dengan beban yang menarik arus besar harus ditambah Transistor (sebagai penguat arus).
CONTOH :
Dengan rangakaian seperti itu, maka jika tegangan masuk berubah - ubah antara 9 s.d. 12V, maka tegangan pada zener tetap 6,2V
Sumber : Elektronika Dasar by Bpk. Sarono
- Kita menggunakan dioda zener type 1N4735 A dengan besar tegangan zener nya 6,2V.
- Maka kita gunakan R seri (R1), berapa nilainya ?
- Kita anggap tegangan masuk tidak stabil antara 9 s.d. 12V, tengahnya adalah 10,5V
- Maka dengan prinsip pembagi tegangan sisa tegangan di R = 10,5 - 6,2 = 4,3V
- Karena pada rangkaian seri arus sama besar dan kita kehendaki arus mengalir pada zener 20mA = 0,02A, maka
- Nilai R1 = V/I = 4,3 / 0,02 = 215 ohm, cari aja yang 220 ohm, berapa watt nya resistor ?
- Daya yang timbul pada R = V x I = 4,3 x 0,02 = 0,086 Watt, pakai 1/2 watt cukup aman.
- Maka rangkaian menjadi seperti pada gambar.
Dengan rangakaian seperti itu, maka jika tegangan masuk berubah - ubah antara 9 s.d. 12V, maka tegangan pada zener tetap 6,2V
Sumber : Elektronika Dasar by Bpk. Sarono